Ada
sebuah rumah beratapkan
pelepah
dan reranting kurma. Di dalamnya bermukim ratapan dan duka,
kain
koyak dengan genangan darah dari liang luka
bintang-gemintang
telah runtuh, rembulan padam!
Kelak,
seorang musafir tua akan berkunjung demi kerinduannya
pada
yang dijunjung, kemudian ia akan berkata:
“Manakah
jasad Sang Bintang yang membuat
air
mataku berlinang?”
Tetapi,
kini rumah sederhana itu sunyi. Kecuali burung-burung
yang
merajut sarang di atap rumah.
Sementara,
matahari redup di cakrawala
bagai
siluet kematian di padang tandus Nainawa.
Ketika
bumi mengirim rintihan dan jerit ke angkasa
langit
pun terbelah, menyambut para syuhada ke
puncak
sorga.
:
Sebilah
pedang dan terompah tergeletak tanpa tuan
di tanah
Kerbala.
Bogor,
18 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar