Telah
jauh kudayung perahu
melepas sauh mengandung rindu
yang usai kulukis sebagai panji-panji dan
bendera
di saat angin
meniupkan layar menuju Ithaca.
Sedang bekalku hanya sepotong roti keju
sebagai
sisa sarapan pagi yang pilu
anggur kita bakal air kelapa
sebagai pelepas dahaga
sejak kita
bertolak dari dermaga Troya.
Kecipak laut menampar
sampan
saat remah rotiku berhamburan
karena
dengan sepotong roti
beserta dua buah kelapa muda
aku datang dengan sebait puisi,
sedang kau duduk terjaga
dan
mengajakmu berlayar
di bawah semburat matahari yang mulai memerah
agar rambutmu bertahtakan kemilau cahaya
indah
lalu kau boleh menenggaknya kini
sementara kubacakan
sebuah puisi
tentang
negeri-negeri yang bagimu masih asing
tentang
sepasang merpati yang mati di sangkar
meskipun kauanggap itu
sebagai kegilaan dan kelakar.
Perahu
sampanku tak disinggahi satu pun penumpang
sebab
senja sudah padam
dan
tak meninggalkan jejak wajah-Nya yang karam
saat
laut mulai berganti pasang.
30—31
Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar